Pages

Sabtu, 01 November 2014

First Ever Coal Shipment from Sorong



The first ever shipment of coal was sent from the Arar container port in Sorong, West Papua Province, on Wednesday 11th June, according to a report published in local Sorong news media Lensa Papua.
The 5,500 ton shipment was destined for Amurang in North Sulawesi, to be used as feedstock in a coal-fired power station there. The mining company mentioned in the article was PT Megapura Prima Indah.
According to the Lensa Papua article “Although the coal produced which is now being loaded into the ship with a weight of 5,500 tons is not yet super-high quality, it is strongly believed that the quality of this coal will increase in the future.”

Although Papua is not facing the same amount of threat from coal mining    as East and Central Kalimantan, there are nevertheless several areas under active exploration. As well as around Sorong, there is a huge area from Bintuni and Teluk Wondama stretching to near Nabire, several areas around Sarmi and Waropen, plus significant amounts in Fakfak and Mimika Regencies, as well along a band where the southern lowland   s meet the central mountains around Yahukimo. From the latest data awasMIFEE has been able to get hold of (a map of mining concessions up to 2012), there were 115 coal concessions covering a total area of more than 3.5 million hectares!

coal concessions in West Papua 2012

Of course the actual coal mines would be smaller than these exploration concessions, but nevertheless, it is clear that the coal industry in Papua could be considerable in the future. Just as with plantations, gold mining   , and oil and gas   , the potential for conflict and human rights    violations associated with this industry is also impossible to ignore.

SUMBER

Pelabuhan Arar jadi Penumpukan Batubara



SORONG-Selain menjadi dermaga container barang kimia dasar, semen, beras dan sebagainya, dermaga Arar di Klalin juga akan dioperasionalkan untuk pengelolaan penumpukan batubara. Beberapa hektar lahan di sekitar pelabuhan Arar, saat ini sudah dijadikan tempat penumpukan batubara. Selain menjadi pusat penumpukan batubara dan pengelolaan batubara, dermaga Arar juga akan difungsikan sebagai gerbang keluar masuknya batubara, baik yang berasal dari Kabupaten Sorong maupun yang akan didatangkan dari luar kota.

Penumpukan batubara di areal dermaga Arar sudah berlangsung beberapa pekan ini. Terealiasinya program pemanfaatan lahan dan operasional dermaga Arar sebagai lokasi penumpukan batubara tersebut, selaras dengan visi dan misi Bupati Sorong yang berencana menjadikan pelabuhan Arar sebagai gerbang dan sumber perekonomian, serta pusat konsolidasi barang. Untuk pengoperasionalan penumpukan batubara sudah berlangsung sejak beberapa pekan ini, dan sementara sedang berjalan di areal dermaga pelabuhan Arar, sementara masih digunakan untuk penumpukan batubara yang dari lokal Kabupaten,รข€ kata Hardin Hasjim, Manager Pelayanan Barang, Aneka Usaha dan Petikemas (PBAU) PT Pelindo IV Cabang Sorong yang ditemui Radar Sorong, kemarin,(24/3).

Menurutnya, batubara yang kini mulai ditumpuk di areal pelabuhan Arar, akan dikirim keluar daerah dengan menggunakan angkutan laut yang juga melalui dermaga tersebut. . Dengan penumpukan dan pengolahan sekaligus penyaluran dengan menggunakan angkutan laut, dipastikan dermaga pelabuhan Arar akan menjadi dermaga besar dengan pendapatan yang dapat menopang perekonomian daerah setempat. Hal ini merupakan terobosan Bapak Bupati yang sangat memahami bagaimana meningkatkan perekonomian dan kemajuan daerah dengan pembangunan dan pemaksimalan pengelolaan dermaga pelabuhan, tuturnya.

Ke depan, pelabuhan Arar diharapkan berkembang sesuai dengan peruntukannya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan mendukung program pembangunan pemerintah setempat. Diakuinya, saat ini masih sebatas penumpukan batubara lokal atau dari daerah setempat, namun tidak menutup kemungkinan ke depannya lebih dikembangkan dengan bekerjasama dengan perusahaan sejenis dari luar daerah. (reg)

SUMBER